Senin, 31 Juli 2017

KANGKUNG DARAT

Budidaya Kangkung Darat Secara Organik 

Kangkung (Ipomoea sp.) dapat ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi. Kangkung merupakan jenis tanaman sayuran daun, termasuk kedalam famili Convolvulaceae. Daun kangkung panjang, berwarna hijau keputih-putihan merupakan sumber vitamin pro vitamin A. Berdasarkan tempat tumbuh, kangkung dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1) Kangkung darat, hidup di tempat yang kering atau tegalan, dan 2) Kangkung air, hidup ditempat yang berair dan basah. 

Petanian Organik adalah sebuah bentuk solusi baru guna menghadapi kebuntuan yang dihadapi petani sehubungan dengan maraknya intervensi barang-barang sintetis atas dunia pertanian sekarang ini. Dapat dilihat, mulai dari pupuk, insektisida, perangsang tumbuh, semuanya telah dibuat dari bahan-bahan yang disintesis dari senyawa-senyawa murni (biasanya un organik) dilaboratorium. Pertanian organik dapat memberi perlindungan terhadap lingkungan dan konservasi sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, memperbaiki kualitas hasil pertanian, menjaga pasokan produk pertanian sehingga harganya relatif stabil, serta memiliki orientasi dan memenuhi kebutuhan hidup ke arah permintaan pasar. 


Teknologi Budidaya

1. Benih 

Pembibitan tanaman kangkung darat dapat dilakukan secara generatif yaitu dari biji ataupun secara vegetatif dengan stek pucuk batang. Kangkung darat dapat diperbanyak dengan biji. Untuk luasan satu hektar diperlukan benihsekitar 10 kg. Varietas yang dianjurkan adalah varietas Sutra atau varietas lokal yang telah beradaptasi. 

2. Persiapan Lahan 

Lahan terlebih dahulu dicangkul sedalam 20-30 cm supaya gembur, setelah itu dibuat bedengan membujur dari Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya penuh. Lebar bedengan sebaiknya adalah 100 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan. Jarak antar bedengan + 30 cm. Lahan yang asam (pH rendah) lakukan pengapuran dengan kapur kalsit atau dolomit. 



3. Pemupukan 

Bedengan diratakan, 3 hari sebelum tanam diberikan pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis 20.000 kg/ha atau pupuk kompos organik hasil fermentasi (kotoran ayam yang telah difermentasi) dengan dosis 4 kg/m2. Sebagai starter ditambahkan pupuk anorganik 150 kg/ha Urea (15 gr/m2) pada umur 10 hari setelah tanam. Agar pemberian pupuk lebih merata, pupuk Urea diaduk dengan pupuk organik kemudian diberikan secara larikan disamping barisan tanaman, jika perlu tambahkan pupuk cair 3 liter/ha (0,3 ml/m2) pada umur 1 dan 2 minggu setelah tanam. 

4. Penanaman 

Biji kangkung darat ditanam di bedengan yang telah dipersiapkan. Buat lubang tanam dengan jarak 20 x 20 cm, tiap lubang tanamkan 2 - 5 biji kangkung. Sistem penanaman dilakukan secara zigzag atau system garitan (baris). 

5. Pemeliharaan 

Yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan air, bila tidak turun hujan harus dilakukan penyiraman. Hal lain adalah pengendalian gulma waktu tanaman masih muda dan menjaga tanaman dari serangan hama dan penyakit. 

6. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) 

Hama yang menyerang tanaman kangkung antara lain ulat grayak (Spodoptera litura F), kutu daun (Myzus persicae Sulz) dan Aphis gossypii. Sedangkan penyakit antara lain penyakit karat putih yang disebabkan oleh Albugo ipomoea reptans. Untuk pengendalian, gunakan jenis pestisida yang aman mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik. Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya. 

7. Panen 

Panen dilakukan setelah berumur + 30 hari setelah tanam, dengan cara mencabut tanaman sampai akarnya atau memotong pada bagian pangkal tanaman sekitar 2 cm di atas permukaan tanah. 

8. Pasca Panen 

Pasca panen terutama diarahkan untuk menjaga kesegaran kangkung, yaitu dengan cara menempatkan kangkung yang baru dipanen di tempat yang teduh atau merendamkan bagian akar dalam air dan pengiriman produk secepat mungkin. 

Minggu, 30 Juli 2017

JADWAL MEMUPUK CABE

JADWAL PEMUPUKAN TANAMAN CABE 



Pemupukan merupakan faktor penting dalam budidaya cabe. Pupuk dianggap sebagai sumber nutrisi dan memang harus secara khusus diberikan pada tanaman cabe sesuai prosedur yang baik dan benar. Pemberian pupuk sesuai dosis per umur tanaman secara tepat, maka akan mampu menghasilkan tanaman cabe yang berbuah lebat dan hasil panen lebih optimal.
Pada artikel kali ini, admin website tipspetani.com akan mencoba membagikan informasi tentang jadwal pemupukan pada tanaman cabe sesuai anjuran yang baik dan benar. Apa yang saya sampaikan ini berdasarkan hasil eksperimen saya pada lahan kebun cabe yang pernah saya gunakan untuk menanam cabe. Dan selebihnya, dari berbagai pengalaman para petani cabe di daerah yang juga ikut melengkapi dari isi artikel ini.
Tanaman Cabe Subur
Tanaman Cabe Berbuah Lebat dan Subur. Photo kontributor: Anggota KPCI/FB.
Secara umum, ada  2 jadwal penting dalam pemberian pupuk pada tanaman cabe, yakni:
  • Jadwal ke-1, yakni pemberian pupuk organik dari kotoran ayam yang telah difermentasikan terlebih dahulu (tanpa fermentasi juga bisa, asal pupuknya agak kering). Pupuk organik dari kotoran ayam ini diberikan pada saat tanaman cabe dipindahkan pada lahan tanam (lebih kurang umur 28 hari setelah pembibitan di wadah pot polybag). Selain pupuk dari kotoran ayam, anda bisa juga memberikan alternatif pupuk organik lain, seperti pupuk dari kotoran sapi, kambing, kerbau, atau itik dan mentok; Adapun tujuan dari pemberian pupuk organik adalah karena mengandung banyak unsur hara penting yang dibutuhkan oleh tanaman. Adapun unsur hara yang tersedia pada pupuk kandang/pupuk kotoran ternak diantaranya unsur Phosfat (P), Nitrogen (N), Magnesium (Mg), Kalium (K) dan Calcium (Ca) yang cukup tinggi yang mampu membantu dalam meningkatkan laju pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabe. Pada akhirnya, setelah pemberian pupuk organik, maka peluang tanmaan untuk lebih tumbuh baik, sehat, dan mampu menghasilkan buah dalam jumlah banyak akan terwujud; Frekuensi pemberian pupuk kandang bisa diberikan tiap 20 hari sekali dengan diselingi pemberian pupuk anorganik seperti KCL, SP-36, Urea, Phonska, dan lain sebagainya;
  • Jadwal ke-2, yakni pemberian pupuk anorganik. Pemberian pupuk anorganik sebaiknya diberikan pada tanaman yang sudah berumur dewasa. Sebisa mungkin hindari pemberian pupuk anorganik pada tanaman cabe yang sedang dalam tahap penyemaian bibit (di bawah umur 20 hari selama pembibitan berlangsung). Karena pada tanaman muda masih rentan mengalami kematian jika tidak mampu beradaptasi dengan pupuk anorganik yang banyak bersumber dari bahan kimia anorganik. Pemberian pupuk anorganik dilakukan secara berjenjang (bertahap) yakni yang saya rekomendasikan adalah: 20 hst pakai pupuk kandang, 30 hst pakai pupuk KCL, 45 hst pakai pupuk urea, selanjutnya umur 60 hst pakai pupuk SP-36/NPK mutiara, dan selanjutnya +60 hst pakai pupuk larutan phonska cair hingga tanaman cabe menghasilkan bunga dan buah. Untuk membuat larutan pupuk phonska cair, silakan baca panduan/tutorialnya berikut ini: Cara Membuat Larutan Pupuk Phonska Cair untuk Tanaman Cabe agar Berbuah Lebat.
Dari kedua jadwal di atas, saya rasa sudah mampu membuat hasil tanam cabe agar lebih optimal dari segi pertumbuhan dan perkembangannya. Jangan lupa imbangi juga dengan kegiatan perawatan tanaman cabe yang lainnya agar hasilnya lebih baik lagi. Sebagai panduan untuk perawatan tanaman cabe, silakan baca artikel berikut ini: Cara Merawat Cabe Umur 1, 2, 3, +4 Bulan Secara Baik dan Benar.

DOSISI MEMUPUK CABE


Dosis dan Cara Pemberian Pupuk Susulan Tanaman Cabe

Pupuk dan Pemupukan – Budidaya cabe merupakan salah satu kegiatan bercocok tanam yang tergolong rumit dan memerlukan perhatian khusus. Salah satu faktor kunci dalam keberhasilan budidaya cabe adalah teknik budidaya yang diterapkan. Teknik budidaya meliputi cara pengolahan lahan, pemberian pupuk dasar, penggunaan pupuk yang tepat, penanganan hama dan penyakit serta pemupukan susulan. Tanaman cabe membutuhkan asupan nutrisi yang cukup dan tepat agar tumbuh dan berproduksi secara maksimal. Selain pupuk dasar, tanaman cabe juga membutuhkan pemupukan susulan, yaitu pemberian pupuk setelah tanam sampai tanaman berproduksi. Pemberian pupuk susulan dimaksudkan agar tanaman cabe tidak kekurangan nutrisi pada saat pertumbuhan vegetatif hingga tanaman berbuah.
Dosis Pemupukan Susulan Tanaman Cabe
Gambar Tanaman Cabe
Pemberian pupuk susulan bisa dilakukan dengan 2 cara, yang pertama dengan cara pengocoran dan yang kedua adalah dengan cara ditabur. Aplikasi kedua cara tersebut disesuaikan dengan kondisi. Jika musim kemarau pemupukan susulan lebih efektif dengan cara pengocoran, dan jika musim hujan pemupukan susulan dilakukan dengan cara ditabur. Pemupukan dengan cara dikocor lebih menguntungkan karena pupuk dapat segera diserap oleh tanaman, hemat waktu dan tenaga karena sekaligus menyiram serta lebih hemat dalam penggunaan pupuk.
Berikut ini dosis dan cara pemupukan susulan tanaman cabe (Untuk 1000 Tanaman Cabe) :
1. Pupuk Susulan I ( Umur 10 HST) – Dosis 4 kg
Pemupukan pertama dilakukan dengan cara dikocor. Larutkan 4 kg pupuk NPK 16 dengan 250 liter air. Kemudian kocorkan pada tanaman cabe dengan dosis 250 ml / tanaman.
2. Pupuk Susulan II (Umur 17 HST) – Dosis 6 kg
Pemupukan susulan kedua juga dilakukan dengan cara dikocor. Dosis dinaikkan sedikit, yaitu 6 kg pupuk NPK 16 dilarutkan dengan 250 liter air. Kocorkan pada tanaman cabe 250 ml / tanaman.
3. Pupuk Susulan III (Umur 24 HST) – Dosis 8 kg
Pemupukan susulan ke 3 bisa dilakukan dengan cara dikocor atau ditabur. Pupuk yang digunakan adalah Urea 1 kg, NPK 4 kg, KNO Putih 1 kg, TSP 1 kg, MKP 1 kg (jumlah 8 kg)
– Larutkan dengan 250 liter air, dan kocorkan 250 ml / tanaman pada lubang yang dibuat disisi kiri dan kanan tanaman. Jarak lubang dengan batang tanaman 15 cm.
– Jika tidak menggunakan mulsa, taburkan pupuk disekeliling tanaman dengan jarak 15 cm dari batang. Kemudian pupuk ditutup dengan tanah.
4. Pupuk Susulan IV (Umur 30 HST) – Dosis 10 kg
Pada pemupukan susulan ke 4 gunakan pupuk Urea 1 kg, NPK 4 Kg, KNO Putih 2 kg, TSP 2 kg, MKP 1 kg (jumlah 10 kg).
– Larutkan dengan 250 liter air, kemudian kocorkan pada lubang disisi kiri dan kanan tanaman dengan jarak 15 cm. Dosis 250 ml/tanaman.
– Atau ditaburkan pada lubang disisi kiri dan kanan tanaman.
– Atau taburkan disekeliling tanaman dengan jarak 15 cm dari batang. Kemudian pupuk ditutup dengan tanah.
5. Pupuk Susulan V (Umur 40 HST) – Dosis 12 kg
Pupuk susulan ke 5 adalah NPK 6 kg, KNO putih 2 kg, TSP 2 kg, MKP 2 kg.
– Dilarutkan dengan 250 liter air, kemudian dikocorkan pada lubang disisi tanaman dengan dosis 250 ml/tanaman.
– Atau ditaburkan ditengah bedengan dengan cara membelah mulsa.
– Atau ditaburkan disekeling tanaman kemudian ditutup dengan tanah
6. Pupuk Susulan VI (Umur 50 HST) – Dosis 15 kg
Pupuk susulan ke 6 adalah NPK 8 kg, KNO putih 2 kg, TSP 3 kg, MKP 2 kg.
– Dilarutkan dengan 250 liter air, kemudian dikocorkan pada lubang disisi tanaman dengan dosis 250 ml/tanaman.
– Atau ditaburkan ditengah bedengan dengan cara membelah mulsa.
– Atau ditaburkan disekeling tanaman kemudian ditutup dengan tanah
7. Pupuk Susulan VII (Umur 60 HST) – Dosis 15 kg
Pupuk susulan ke 6 adalah NPK 8 kg, KNO putih 2 kg, TSP 3 kg, MKP 2 kg.
– Dilarutkan dengan 250 liter air, kemudian dikocorkan pada lubang disisi tanaman dengan dosis 250 ml/tanaman.
– Atau ditaburkan ditengah bedengan dengan cara membelah mulsa.
– Atau ditaburkan disekeling tanaman kemudian ditutup dengan tanah
8. Pupuk susulan VIII (Umur 70 HST)
Pemupukan susulan ke 8 dan seterusnya hingga panen dilakukan dengan cara dan dosis yang sama dengan pemupukan susulan ke 7, dengan rentang waktu 10 hari sekali. Pemupukan susulan dilakukan hingga tanaman memasuki panen ke 7, setelah itu tidak perlu dilakukan pemupukan susulan, karena secara otomatis produktifitas tanaman akan menurun. Terkecuali untuk varietas tertentu yang berumur panjang, pemupukan bisa dilakukan sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan.
Cara pemupukan susulan diatas adalah panduan umum dan tidak mutlak. Sebab kenyataan dilapangan bisa berubah, sesuai dengan kondisi tanaman dan tingkat kesuburan tanah. Dan juga setiap tanah memiliki kandungan hara yang berbeda-beda. Dosis dan pupuk yang digunakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan tanaman. 

MENANAM SAWI - CAISIM

BUDIDAYA SAWI ATAU CAISIM, MUDAH, CEPAT DAN MENGUNTUNGKAN


Caisim, Sawi Hijau
Caisim atau Sawi Hijau
Budidaya Sawi(Brassika Sinesis L.) atauCaisim merupakan jenis sayuran daun yang sangat digemari oleh banyak konsumen karena memiliki berbagai vitamin seperti Pro-vitamin dan asam askorbat yang tinggi. Ada dua jenis sawiCaisim yaitu sawi putih dansawi hijau. Keduanya dapat tumbuh di dataran rendah sampai tinggi.
                Sawi kebanyakan ditanam di lahan pekarangan karena mudah dalam pemeliharaannya. Bila lahan pekarangan luas menggunakan model budidaya di bedengan, namun saei juga dapat dibudidaya pada pot ataupun polybag dan secarasecara vertikultur (rak bertingkat). Tingkat keasaman atau PH tanah yang optimal untuk budidaya sawi atau caisim ini antara 6-6,5 dan temperature yang optimal bagi pertumbuhan sawi adalah 15-20 derajat C.
Berikut akan saya jelaskan beberapa model budiaya serta perlakuan perlakuan yang perlu untuk menghasilkan Sawi yang berkualitas :
  1. Budidaya bedengan

Sawi atau caisim sebelum ditanam sebaiknya melalui pembibitan terlebih dahulu. Terdapat dua cara pembibitan tanaman sawi. Cara pertama benih di semai di bedengan yang berukuran 0.5x1 m atau luas ukuran sesuai dengan kebutuhan bibit. Cara kedua, benih disemai pada wadah plastic dengan luas dan ukuran sesuai dengan kebutuhan bibit.
Sebelum benih disemai, benih direndam dengan air selama kurang lebih 2 jam. Selama perendaman benih yang  mengapung dipisahkan dan dibuang. Benih yang tenggelam digunakan untuk disemai, kemudian benih disebar secara merata di atas bedengan persemaina yang telah kita persiapkan dan sudah dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1;1 setebal kurang lebih 7 cm. benih yang telah disebar disirami air sampai basah kemudian ditutup dengan karung goni selam 2-3 hari. Sebaiknya bedeng persemaian diberi naungan. Bila bibit sudah berumur 2-3 minggu setelah semai berarti bibit telah siap untuk ditanam.
Perlakuan yang sama pula perlu dilakukan jika benih disemai di wadah plastic. Wadah tersebuh diteduhkan di rumah persemaian sampai bibit berumur 2-3 minggu.
Lahan pekarangan dibersihkan dahulu dari gulma sebelum proses penanaman. Kemudian tanahnya dicangkul sedalam kurang lebuh 20-30 cm dengan tujuan agar tanah lebih gembur. Setelah itu bedengan dibuat system gulir atau gundukan memanjang dengan ketinggian sekitar 20-30 cm, lebar sekitar 1 m dan panjang menyesuaikan panjangan lahan pekarangan. Jarak antar bedengan dibuat sekitar 40 cm atau disesuaikan dengankeadaan tanah. Setelah semua siap, permukaan bedengan diberi pupuk kandang yang sudah matang dengan dosis 1kg/1m. semprotkan pula pupuk cair pada permukaan bedengan kemudian ditutup dengan tanah. Biarkan selama 3 hari dan bedengan siap untuk ditanami.
Sebelum penanaman bibit sawi, bedengan dibuat lubang tanam dengan jarak 15-20 cm dan jarak antar barisan kurang lebih 20cm. Tiap lubang tanam diberi 1-2 bibit anakan dan kemudianbedenganyang sudah ditanam disirami sampai basah.
  1. 2.       Polybag dan Vertikultur

Pot/Polybag dan rak ventikultur adalah wadah tanam yang digunakan sebagaisuatu model budidaya sayuran pada lahan pekarangan yang sempit. Pot dan polybag yang berukuran 30x30 cm bias digunakan unutk menanam caisim atau sawi. Pot atau polybag harus dilubangi4-5 lubang dibagian bawah sisi kiri dan kanan bawah untuk membuang air yang berlebih supaya tidak tergenang di dalam pot atau polybag.
Rak vertikultur adalah wadah tanam yang terbuat dari kayu dan talang paralon ataupun bamboo. Rak bias dibuat sampai 4 tingkat dengan ketinggian 1.25m dan panjang 80 cm. sedangkan panjang talang 1 m dan lebar talang 12cm. dasar talang dilubangi 4-5 lubang untuk membuang air yang berlebih. Perlakuan yang sama dilakukan bila menggunakan bambu sebagai wadah tanam.
Kemudian wadah yang sudah terisi media tanam diletakkan pada rak dengan teratur. Media tanam yang digunakan berupa campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos denga perbandingan 1;1 atau dapat juga 1;2 tergantung tingkat kesuburan tanah. Lakukan penyiraman media tanam sebelum penanaman bibit sawi agar lebih mudah dalam penanaman.
  1. 3.       Perawatan

Penyiraman perlu dilakukan pada pagi dan sore hari. Pemberian pupuk susulan pertama dilakukan pada tanaman berumur 4 hst dengan cara semprot dan pupuk susulan kedua pada tanaman umur 11 hst dan 17 hst.
  1. 4.       Panen

Caisim atau sawi dapat dipanen setelah tanaman berumur 45-50 hari. Panen dilakukan dengan cara mencabut atau memotong pangkal batang. Bila mengalami keterlambatan dalam memanen dapat menyebabkan tanaman cepat berbunga. Letakkan ditempat yang teduh agar hasil panen tidak cepat layu. Untuk mempertahankan kesegaran sayuran ini perlu diberi air dengan percikan.
Persyaratan tumbuh sayuran ini tidak memiliki criteria yang kusus sehingga tergolong mudah. Caisim juga dapat tumbut dan beradaptasi hamper disemua jenis tanah, baik pada tanah tanah mineral yang bertekstur ringan sampai liat berat bahkan gambut. 

Sabtu, 29 Juli 2017

MENANAM SAWI 02

Cara Bertanam Sawi – Caisim. Siapa yang tidak mengenal caisim? Caisim adalah salah satu jenis sawi yang banyak di budidayakan karena permintaan akan sawi jenis ini sangat banyak. Terutama sejak di perkenalkannya mi ayam. Caisim menjadi salah satu sayuran favorit yang ditambahkan kedalam menu makanan berbasis mi ini. Baik mi ayam ataupun mi instan akan kurang kelezatannya jika tidak di tambah dengan caisim atau sawi hijau in. Sayangnya, meski sangat mudah di jumpai di pasaran, tetapi terkadang sawi segar susah di dapatkan. Maklumlah, karena sayuran daun seperti caisim ini 
Cara bertanam Sawisangat cepat layu terutama di cuaca yang panas. Tapi untuk bertanam sendiri, malas rasanya. padahal, diantara semua budidaya tanaman sayuran, menanam caisim adalah cara budidaya yang paling mudah. Berikut ini adalah cara teknik budidaya caisim yang telah admin dtebu praktekan sendiri di pekarangan rumah. mau tahu caranya? Silah lanjutkan membacanya.

Cara Bertanam Sawi – Caisim

Seperti biasa, cara bertanam sawi juga terdiri dari beberapa tahapan penting, seperti persiapan lahan, pembuatan persemaian, penanaman, dll. Berikut ini adalah tahap-tahap budidaya tanaman Sawi.
1. Pembibitan
Tanaman sawi adalah satu jenis tanaman yang berkembang biak dengan biji. Biji sawi sangat kecil, hampir serupa dengan biji bayam. Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, benih tidak bisa langsung di tanam di lahan tetapi harus di semaikan dulu. Karena itu, jika budidaya tanaman lain tahap pertamanya adalah persiapan lahan, maka budidaya sawi ini, tahap pertama adalah membuat persemaian.
Pembuatan persemaian atau pembibitan tanaman sawi ada 2 macam, yaitu persemaian di lakukan di pot atau di tanah bedengan khusus untuk pembibitan. Semua tergantung luas lahan yang akan di tanami. Untuk media semai, gunakan tanah yang telah di campur dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Benih yang akan di semaikan harus di rendam di dalam air selama kurang lebih 2 jam sebelum di tabur. Benih yang mengambang di buang. Sedangkan yang tenggelam adalah yang akan di semaikan. Setelah selesai di rendam, taburkan benih caisim secara merata di media semai, siram sampai basah, lalu tutup dengan daun pisang atau karung goni selama 3 hari. pada hari ketiga, singkirkan daun pisang atau karung goni, dan biarkan benih tumbuh berkembang dengan baik. Setelah benih berumur 2-3 minggu, bibit siap untuk di pindahkan.
2. Persiapan lahan
Lahan yang akan di tanami caisim harus di bersihkan dari gulma dan rumput liar, serta harus di gemburkan terlebih dahulu. Pengemburan tanah dapat di lakukan dengan cangkul atau bajak. Setelah itu buatlah bedengan dengan lebar 1 meter dan tinggi 25-30 cm. Buat parit antar bedengan dengan lebar 40 cm. Setelah bedengan jadi, taburkan pupuk kandang diatas tanah bedengan dengan dosis 100kg/ha lalu aduk hingga merata. Lalu biarkan kurang lebih 5 hari sebelum lahan siap untuk ditanami.
3. Penanaman bibit
Setelah bibit caisim siap tanam, buatlah lubang tanam di lahan bedengan dengan jarak tanam 15 x 20 cm. Lalu ambil bibit yang telah siap, masukan 1-2 bibit kedalam lubang, lalu tutup kembali. Setelah penanam selesai, siram lahan bedeng hingga basah. Untuk mencegah agar bibit yang sudah di tanam tidak layu karena panas matahari, sebaiknya penanaman bibit di lakukan pada sore hari.
4. Perawatan tanaman
Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, tanaman sawi harus di jaga dan rawat dengan baik juga. Perawatan yang di perlukan oleh tanaman caisim diantaranya adalah
  • penyiraman, harus rutin dilakukan pagi dan sore, kecuali hari hujan
  • pemupukan, dapat di lakukan dengan menyemprotkan pupuk cair dengan dosis 10 ml/1 lt air ketika tanaman berusia 4 hst, 11 hst dan 17 hst. Pupuk tambahan berupa POC juga dapat di berikan saat tanaman berusia 7, 14 dan 21 haris setelah tanam.
  • penyiangan, dilakukan jika di sekitar tanaman tumbuh rumput liar atau gulma.
  • penyemprotan fungisida atau insektisida dapat dilakukan untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit. Penyemprotan sebaiknya di lakukan 2 minggu sebelum tanaman di panen, agar racun tidak lagi menempel pada tanaman saat di panen.
5. Pemanenan
Panen caisim dapat di lakukan setelah tanaman berusia antara 40-45 hari. Panen dapat dilakukan dengan cara mencabut tanaman hingga akarnya, atau hanya memotong bagian pangkal saja. Pemanenan yang terlambat akan menyebabkan tanaman sawi cepat berbunga. Tanaman yang telah di panen sebaiknya di letakan di tempat teduh dan di perciki air agar tidak mudah layu. Penyimpanan caisim di suhu ruang hanya bertahan 1-2 hari saja. tetapi jika di simpan di kulkas dalam balutan kertas koran dan kantong plastik dapat bertahan hingga 1 minggu.

CARA TANAM SAWI

Penyiapan Benih Sawi dan Penyemaian

Pembibitan Budidaya Sawi
Pembibitan Budidaya Sawi @kolom-organik.blogspot.com
Benih sawi didapat dengan cara membiarkan tanaman sampai berbunga dan menghasilkan biji. Untuk bisa berbunga tanaman harus dibiarkan sampai lebih dari 70 hari. Setelah itu baru sayuran sawi dipanen dan dipisahkan bijinya untuk dijemur sampai kering. Apabila matahari bersinar terik maka penjemuran cukup dilakukan 1-2 hari saja. Bila disimpan dengan baik benih sawi bisa bertahan sampai 3 tahun.
Untuk menyimpan benih sawi dengan baik dan murah adalah dengan menaruhnya di dalam botol kaca. Sebelum dimasukan ke dalam botol bibit harus diseterilkan terlebih dahulu dari bakteri dan jamur dengan cara direbus. Bersihkan botol sampai benar-benar bersih dan kering kemudian masukan bibit sawi ke dalam botol sampai batas bawah leher botol. Kemudian tutup dengan menggunakan abu halus. Abu ini berfungsi untuk menyerap uap agar kelembaban bisa dipertahankan pada tingkat rendah. Selain itu dengan menutupnya dengan abu masih memungkinkan bibit sawi untuk mendapatkan udara.
Sebelum ditanam secara massal di lahan tanam sebaiknya bibit sawi disemaikan terlebih dahulu. Cara menyemai bibit ini cukup mudah, yakni dengan merendamnya selama 2 jam kemudian sebarkan secara merata pada media semai. Usahakan media semai memiliki pelindung agar bibit tidak terkena hujan dan sinar matahari secara langsung. Kamu bisa membuat media semai dengan menggunakan campuran kompos halus yang dicampur dengan tanah.
Tutup media penyemaian tersebut dengan menggunakan jerami sampai tunas muncul. Biasanya tunas akan muncul ketika bibit berusia 2-3 hari. Kemudian singkirkan jerami kering yang menutupnya dan biarkan bibit sawi tumbuh sampai sekitar 2-3 minggu sehingga siap dipindahkan pada lahan tanam. Selama proses penyemaian kamu harus mengontrol tingkat kelembaban media tanam dengan cara melakukan penyiraman secara teratur.

Mengolah Tanah dan Penanaman Sawi

Mengolah Tanah Untuk Budidaya Sawi
Mengolah Tanah Untuk Budidaya Sawi @infoagribisnis.com
Langkah pertama sebelum menanam sawi tentu adalah menyiapkan lahan tanam dengan cara dibajak atau dicangkul agar tanah menjadi lebih gembur. Setelah itu buatlah bedengan dengan ukuran lebar 1 m dan tinggi 20-25 cm, untuk panjang bedengan disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Berikan campuran pupuk dasar di atas bedengan kemudian aduk sampai rata. Setiap 1 hektar lahan kamu bisa memberikan pupuk sebanyak 20 ton. Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk kompos atau pupuk dari kotoran binatang. Biarkan lahan selama 2 sampai 3 hari.
Ambil bibit sawi dari tempat penyemaian, pilih bibit yang sudah memiliki 3-4 helai daun kemudian tanam di atas bedengan yang telah diberikan campuran pupuk. Atur jarak tanam dengan ukuran 10 x 15 cm kemudian siram dengan air untuk mempertahankan kelebaban lahan.

Perawatan dan Budidaya Sawi atau Caisim

Melakukan Perawatan pada Budidaya Sawi
Melakukan Perawatan pada Budidaya Sawi @alamtani.com
Seperti yang telah diketahui untuk mendapatkan hasil budidaya yang baik maka harus dilakukan perawatan yang baik pada tanaman. Untuk tanaman sawi yang perlu diperhatikan adalah penyiraman, terutama ketika musim kemarau. Ketika matahari bersinar terik penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi dan sore sedangkan bila matahari tidak terik penyiraman bisa dilakukan pada pagi atau sore hari saja.
Perawatan selanjutnya adalah penyulaman dan penjarangan. Penjarangan dilakukan bila tanaman sawi tumbuh terlalu rapat sehingga tidak bisa tumbuh dengan optimal. Sedangkan penyulamann untuk mengganti tanaman yang mati atau layu. Selain itu juga perlu dilakukan penyiangan secara teratur untuk menghilangan tanaman penganggu atau gulma. Penyiangan perlu dilakukan ketika tanaman berusia satu minggu sejak dipindahkan dari penyemaian. Hal ini bertujuan agar unsur hara pada tanah bisa diserap semua oleh tanaman sawi.
Sayuran sawi merupakan tanaman yang mudah diserang oleh hama terutama yang ditanam di dataran rendah. Hama yang banyak menyerang tanaman ini adalah jenis kutu atau walang sangit yang biasanya membuat daun sawi menjadi bolong-bolong. Selain kedua hama tersebut ada beberapa hama lain yang menyerang seperti ulat, busuk basah, cacing, penyakit rebah semai, busuk daun dll.
Penanganan yang bisa dilakukan untuk mencegah beberapa masalah di atas bisa dilakukan dengan membuat larutan nabati yang terbuat dari kipait dan gadung yang dicampur dengan putih telur sebagai perekat. Larutan nabati tersebut bisa diencerkan kemudian disemprotkan pada tanaman secukupnya. Cairan ini biasanya digunakan untuk mengusir hama sementara saja.
Penanganan lain bisa dilakukan dengan melakukan penyiraman secara teratur supaya telur hama yang menempel bisa hanyut bersama air. Hal yang paling penting dalam pengendalian hama penyakit adalah menjaga kondisi tanam agar tidak kekurangan asupan makanan. Dengan begitu tanaman akan sehat dan tidak mudah terserang penyakit atau hama yang mengganggu.
Membuat tanaman sehat bisa dilakukan dengan cara menyediakan banyak bahan organik yang ada di dalam tanah. Selain itu efek kerusakan dari hama penyakit bisa diminimalisir dengan memberikan makanan bagi para musuh alami hama-hama tersebut.

Panen Tanaman Sawi

Untung Besar dari Budidaya Sawi
Untung Besar dari Budidaya Sawi @benihpertiwi.co.id
Tanaman sawi bisa dipanen ketika telah berusia sekitar 20 hari setelah bibit dipindahkan dari persemaian atau 40 hari dari awal tanam bibit. Dalam satu kali masa panen budidaya sawi bisa menghasilkan sekitar 20 ton dari luas lahan 1 hektar. Sawi dipanen dengan cara dicabut kemudian dicuci untuk membersihkan bagian akarnya dari tanah atau lumpur. Setelah dipanen biasanya sawi disortir dengan membuang bagian daun yang rusak atau busuk. Kemudian sawi diikat bagian akarnya dan kemudian dikirim pada pengepul atau langsung dijual di pasar.

Selasa, 18 Juli 2017

MENYEMAI BENIH CABE


Cara Menyemai Benih Cabe


SUMBER = cara-menyemai-benih-cabe
Cabe termasuk tanaman vital bagi masyarakat Indonesia. Cabe dapat membuat ibu kita panik dan bingung  ketika harganya melambung. Tanaman berbuah pedas ini juga sangat digandrungi di meja makan. Bahkan menjadi trend restoran membuat makanan yang pedas sebagai daya tarik pengunjung. Namun pernah terpikirkah untuk swasemada cabe? Ya kita menanam dan membudidayakan sendiri cabe yang kemudian untuk dinikmati hasilnya sendiri oleh kita.

Nah kali ini saya akan mencoba berbagi kepada pembaca sekalian bagaimana cara menanam cabai. Namun saya akan berusaha mebahas bagaimana menyemai cabe. Pertama kali yang perlu disiapkan adalah peralatan dan tentunya bibit jabe dong. Yuk kita simak apa saja yang diperlukan berikut ini.
  1. Media semai
  2. Air
  3. ZPT/Hormon akar
  4. Wadah semai
  5. Cahaya Matahari
Nah tentunya hal yang diperlukan di atas banyak dijumpai di sekitar kita bukan? Lanjut kita mulai langkah menyemai cabe berikut ini:
  1. Rendam benih cabai. Gunakan ZPT (zat pengatur tumbuh) untuk mempercepat keluarnya akar. ZPT banyak sekali tersedia di toko tanaman dengan berbagai merek. Atau jika tidak tersedia kita dapat menggunakan bahan yang sangat murah yakni air bawang merah yang digerus/ulek/gedig/tumbuk/potong/cacah. Bawang merah mengandung hormon tumbuh giberelin yang dapat merangsang agar akar cepat tumbuh. Jangan lupa gunakan air hangat (BUKAN PANAS) untuk mempercepat pelembutan cangkang benih agar cepat keluar akar. Perendaman ini dilakukan selama 24 jam sampai semua biji basah terandam dan tenggelam. Jika ada biji yang masih mengapung silakan buang saja karena kurang bagus;
  2. Siapkan media semai. Pembaca dapat menggunakan media semua alami seperti tanah, sekam, arang sekam, pasir, humus, dan cocopeat. Kita juga dapat menggunakan media tanam buatan seperti rockwool, perlite, dan vermiculite. Bahan yang digunakan sebagai substrate (media) harus menyerap air dan mampu menahan kelembaban. Semakin baik menyimpan air maka kemungkinan benih berkecambah sangat besar. Untuk hasil terbaik gunakan rockwool. Ingat jangan siram pupuk apapun ketika fase ini. Alamiah saja ya;
  3. Pindahakan benih ke media semai. Benih yaang sudah dilakukan perendaman dapat dipindahkan ke media semai. Ingat mediaa semai harus bersih dan bebas hama agar keberhasilan kecambah tinggi. Media semai harus lembab, oleh karena itu jika nampak kering tuangkan sedikit air ke media semai. Buat lubang di media semai sedalam satu ruas jari telunjuk saja. Jangan terlalu dalam karena menyulitkan biji untuk tumbuh juga. Masukkan benih dan kemudian tutup lubang dengan media. Tujuannya agar benih tetap lembab dan hangat jika disimpan di dalam lubang media semai;
  4. Tunggu dan tunggu. Untuk benih cabai lokal seperti cabe rawit atau cabe besar masa yang diperlukan untuk berkecambah tidak terlalu lama. Biasanya hanya memerlukan waktu 3-6 hari. Namun jika kita menanam cabe superhot dari keluarga chinense waktu yang dibutuhkan untuk berkecambah lebih lama. Berdasarkan pengalaman penulis variatif mulai dari satu minggu sampai dengan satu bulan. Jika sudah mulai berkecambah maka biarkan saja jangan dipindahkan dulu. Biarkan benih anda menerobos media dengan topinya. Topi akan terlepas sempurna setelah satu minggu biasanya. Cabe yang baru lahir hanya memiliki dua helai daun saja;
  5. Setelah tumbuh dua helai daun jangan biarkan tanaman terkena panas matahari langsung dalam jangka panjang. Baiknya berikan peneduh agar tanaman tidak mati. Setelah tumbuh empat helai daun anda sudah dapat menempatkan tanaman anda di bawah sinar matahari langsung.
Semoga info dan tips ini berguna ya. Ingat jangan sepenuhnya bergantung pada metode saya ini. Silahkan browsing dan coba metode orang lain.

Putar Mp3 Online

Koleksi Lagu mp3 Via Media 4Shared 1 -  Dangdut_mp3 2 -  Manthous 3 -  Boomerang 4 -  Didi_Kempot 5 -  Elvie_Sukaesih 6 -  Iwan_Fals_...